Cerita Sapan Didiah diangkat dari sastra lisan yang masih berkembang di Batu Sangkar, Sumatra Barat. Cerita ini masih terus dituturkan orang tua kepada anak-anaknya. Dewasa ini anak-anak Indonesia sudah dijejali dengan cerita-cerita dari luar yang disiarkan melalui televisi. Hal demikian membuat anak lebih mengenal cerita dari luar dengan latar belakang budaya luar dibanding budaya kita sendiri. Padahal Indonesia mempunyai cerita-cerita rakyat yang lebih mendidik dan berurat-akar dari budaya kita sendiri. Langkah menulis cerita rakyat dalam bentuk buku ajar merupakan suatu bentuk tanggung jawab kita untuk kembali mengenalkan anak dengan nilai-nilai luhur budaya kita sendiri. Cerita Sapan Didiah merupakan sebuah cerita yang sarat nilai-nilai luhur yang tinggi. Dalam cerita tersebut ditemukan ajaran untuk anak agar tidak durhaka terhadap orang tuanya. Orang tua merupakan sosok yang harus dihormati, bagaimanapun kondisinya. Walaupun ia tidak berkecukupan dalam ekonomi, tetapi ia tetap orang yang harus kita sayangi. Baca Buku