Legenda Putri Pucuk Bukit Kelumpang yang ditulis oleh Edwin Dwijaya ini berasal dari Bangka Belitung. Cerita ini mengisahkan tentang Raja Negeri Bangka, Sultan Mahmud Malim Demawan yang menyesali keputusannya karena telah membuang bayi perempuannya ke hutan Kelekak Antu. Untuk melupakan kejadian memilukan itu, Sultan Mahmud Malim Demawan berburu ke Bukit Kelumpang. Saat asik berburu, Raja terkesima mendengar suara kicauan burung dan memutuskan untuk menangkap burung tersebut. Namun, burung yang terluka itu berubah wujud menjadi seorang gadis cantik jelita yang terluka di bagian kakinya.
Berdasarkan tanda berwarna abu-abu di kaki gadis tersebut, penasihat raja percaya bahwa burung tersebut adalah jelmaan putrinya. Belum sempat sang raja berkata apa-apa, tiba-tiba sang putri berubah wujud menjadi seekor burung besar berekor panjang yang berwarna-warni dan terbang meninggi. Sultan Mahmud Malim Demawan hanya bisa pasrah meratapi kepergian putrinya. Burung berbulu indah itu perlahan terbang menjauh ke pucuk Bukit Kelumpang. Sampai sekarang jika terdengar suara kicauan burung merdu di sekitar Bukit Kelumpang, banyak yang percaya bahwa itu adalah suara jelmaan putri yang menjaga Bukit Kelumpang yang diberi nama Putri Pucuk Bukit Kelumpang. Baca Buku