Cerita ini berkembang di daerah Bangka Belitung dan ditulis kembali oleh Dwi Oktarina. Di Negeri Bangka Utara, Raja Hasyim dan Ratu Malika memerintah dengan adil dan bijksana. Namun, Ratu Malika selalu bersedih karena beliau belum dikaruniai putra mahkota. Suatu hari, Ratu didatangi seorang kakek tua yang memberitahu untuk mencari penyu hijau di Laut Tanjung agar ratu segera memiliki seorang anak. Setelah itu, ratu mengandung dan melahirkan Puteri Komala. Ia adalah putri yang cantik, tetapi memiliki tabiat yang buruk, manja dan semena mena kepada siapa pun. Suatu malam, Putri Komala menyampaikan mimpinya bahwa ia bertemu penyu hijau dan ingin memeliharanya. Seluruh isi kerajaan dikerahkan mencari penyu hijau, tetapi penyu itu tidak muncul ke permukaan. Ia hanya menampakkan cahaya hijau di atas permukaan laut. Sang putri merasa jengkel lalu ia berlari ke tengah lautan dan memaki-maki penyu itu dengan sebutan penyu busuk. Putri Komala akhirnya lenyap ditelan buih ombak Laut Tanjung. Hingga sekarang laut itu diberi nama 'Tanjung Penyusuk' yang berarti penyu busuk. Baca Buku