Cerita yang ditulis Ferdinandus Moses berasal dari Kalimantan Timur ini menceritakan kehidupan pasangan suami istri bernama Gunam dan Ben. Kehidupan keduanya selalu diliputi kecemasan akan masa depan.Terlebih lagi sang istri, Ben yang selalu merisaukan suaminya. Merasa terpancing dengan kerisauan istrinya, Gunam semakin rajin berburu dan mencari ikan. Saking asyiknya di luar, sampai-sampai Gunam tidak mengikuti pesta pengucapan syukur (pesta erau). Karena tidak mengikuti pesta dari awal dan tidak mendengarkan pesan istrinya, akhirnya Gunam melakukan kesalahan yang fatal. Gunam menabuh gendang dengan ekor ikan pari sehingga gendang telinga masyarakat yang hadir di sana menjadi pecah. Akibatnya, masyarakat tidak bisa mendengar lagi dan seketika Gunam bersama masyarakat dikutuk menjadi batu. Inilah karma dari Sang Hyang, karena kecerobohan si Gunam. Setelah kejadian tersebut, tinggallah Ben seorang diri yang selalu merindukan suaminya yang telah menjadi batu.Cerita ini mengandung pesan agar tidak terlalu mencemaskan masa depan dan fokus pada masa sekarang. Baca Buku