Cerita rakyat yang ditulis oleh Nurweni Saptawuryandari ini berasal dari DKI Jakarta. Cerita ini berkisah tentang keseharian anak-anak Betawi yang bermukim di daerah Condet. Seperti pada umumnya, anak-anak Betawi selalu bermain bersama. Di sana, ada seorang anak kecil yang bertubuh besar dan pendek sangat terkenal. Anak itu bernama Tong Gendut. Ia digambarkan sebagai seorang anak yang bersikap sopan, rendah hati, suka menolong, dan menghargai orang. Sikap Tong Gendut ini tentu membuatnya mudah berteman dengan siapa saja, termasuk dengan Amin. Amin adalah anak laki-laki dari Jon Amin. Konon katanya, Jon Amin yang terkenal kaya raya dan menguasai beberapa tanah di Condet diduga telah merebut lahan yang tidak lain dulunya adalah rumah Pak Dedi. Perebutan lahan itu menjadi marak diperbincangkan oleh warga Condet, terlebih lagi Jon Amin merupakan keturunan kompeni Belanda. Keriuhan warga ini semakin keruh dengan perilaku Amin yang suka mengganggu anak-anak Condet. Anak-anak Condet pun mengadu kepada Tong Gendut. Tong Gendut berhasil menyadarkan Amin. Cerita ini mengandung pesan bahwa sebagai anak-anak kita harus meneladani tokoh Tong Gendut. Sebagai seorang anak Betawi, ia selalu bersikap sopan, rendah hati, suka menolong, dan menghargai orang. Sifat, tingkah laku, dan karakter tokoh Tong Gendut patut ditiru dan diteladani. Baca Buku