Cerita "Putri Ringin Kuning" yang ditulis oleh Eem Suhaemi berasal dari Kalimantan Selatan. Kisah ini menceritakan seorang permaisuri bernama Nyai Ciciri. Baginda tidak tahu bahwa Nyai Ciciri adalah jelmaan seorang penyihir bernama Galuh Gagalang. Awalnya raja diguna-guna oleh Galuh Gagalang. Ia pun kemudian menikahi gadis penyihir itu. Ketika Nyai Ciciri sedang hamil tua, ia meminta agar raja mencarikan caping dan papaliran untuk anak yang akan dilahirkannya. Raja pun pergi mencari benda itu hingga berbulan-bulan. Ia sampai tidak tahu bahwa permaisurinya itu sudah melahirkan. Anak permaisuri itu kembar tiga, yaitu seorang gadis dan dua jejaka. Sesudah lahir, anak-anak raja itu dimasukkan ke dalam peti lalu dihanyutkan di sungai. Beruntung, peti itu ditemukan oleh raksasa. Sejak itu, anak-anak raja itu diasuh dan dibesarkan oleh keluarga raksasa. Sang raja sangat geram, karena Galuh Gagalanglah, anak-anaknya menjadi terlunta-lunta dan keluarganya tercerai-berai. Akhirnya raja menahan Galuh Gagalang dan membawa kembali anak serta istrinya ke istana. Mereka hidup bahagia. Begitulah, orang yang berbuat jahat akan menuai hasil kejahatannya dan orang yang berbuat baik akan memperoleh hasil yang baik pula. Kejahatan itu pada akhirnya akan selalu dikalahkan oleh kebaikan. Baca Buku