Anak anjing tengah gelisah. Induknya belum juga pulang. Ke mana Ibu, ya? Oh oh, ada kakak-beradik yang juga menunggu orang tua mereka. Hujan badai. Tidak ada makanan. Adik sakit pula. Kakak harus melakukan sesuatu.Anak anjing pun ingin membantu. Bagaimana caranya?
Badak kecil itu punya nama indah, Rinosera Culasatu. Panggilannya Tutu Banting Pintu. Pasti ada sebabnya. BRAK! Bunyi pintu dibanting. Semua orang kaget. Nenek bahkan mengira terjadi gempa. Pasti Tutu lagi. Tutu sudah sering ditegur. Tutu sudah sering meminta maaf. Namun, Tutu sering lupa. Hem, bagaimana agar pintu tidak berbunyi keras? Apakah pintu harus dibuka lebar-lebar? Olala, ada yang iku…
Baruna mengajak Uci dan Salman membangun pinisi. Ketiganya ingin menjadi nakhoda. Mereka pun berselisih. Kapal belum jadi, dua sahabatnya sudah harus pulang. Bagaimana Baruna mengatasi hal itu
Magai suka mendengarkan cerita Mama. Magai menggambarkan cerita-cerita itu pada tapa. Tapa adalah kertas tradisional dari kulit kayu. Tapa cerita selalu membuat Magai gembira. Di sekolah, Enre sering terlihat murung. Apakah Magai dapat menghibur Enre dengan tapa ceritanya?
Ternyata menggunting gambar itu tidak mudah! Yasa kesal, guntingannya tidak rapi. Malah gambar terpotong-potong pula. Padahal Yasa ingin membuat montase dan kolase seperti Kak Tara. Apa itu montase dan kolase? Seni menempel gambar dan aneka bahan lain menjadi karya baru. Seru dan mengasyikkan pastinya. Jadi, bagaimana agar Yasa berhasil berkarya?